Komitmen PT. 8 Elements terhadap dunia pendidikan di Indonesia
Beberapa pekan lalu, tim LearningRoom menyambangi Yayasan Sanggar Anak Harapan (SAH) yang berada di Desa Tanah Merah, Jakarta Utara, untuk memperkenalkan metode pengajaran bahasa Inggris yang inovatif dengan ragam konten interaktif lewat media pembelajaran yang terintegrasi via platform digital, LearningRoom.
Selain sambutan hangat dari para pembimbing di SAH, seluruh tim juga menerima respon baik dari anak-anak di bawah naungan rumah pendidikan ini yang nantinya mengikuti proses pengajaran bersama tim LearningRoom.
Yayasan Sanggar Anak Harapan (SAH) sendiri bercikal-bakal dari komunitas bernama Basis Tanah Merah (BASTAM) yang berdedikasi untuk memberikan tempat perlindungan bagi anak-anak di kawasan sekitarnya agar dapat bisa bermain dan belajar secara damai serta nyaman. Komunitas ini pun bertransformasi dan mulai menjadi rumah pendidikan bernama Yayasan Sanggar Anak Harapan di tahun 2010.
Kesamaan misi antara LearningRoom dan SAH yakni terkait pentingnya pendidikan sebagai pemenuhan hak anak sejak usia dini menjadi alasan utama kunjungan ini dapat terlaksana. Sebagaimana yang disampaikan oleh Avinda Nurhasanah Akil, selaku Business Manager Edutainment di PT. 8 Elements.
"Kami sangat senang bisa mewujudkan kunjungan kali ini ke (Yayasan) Sanggar Anak Harapan, sebagai bentuk komitmen dari LearningRoom yang merupakan media pembelajaran bahasa Inggris untuk anak umur sekolah, khususnya SD dan SMP. Materi-materinya tersaji dalam berbagai metode yang menarik bahkan menantang sehingga anak lebih semangat untuk belajar bahasa Inggris," ujar Avinda. "Bagi kami, pendidikan bahasa Inggris sejak dini akan sangat ideal untuk membangun karakter penerus bangsa yang lebih kompeten dengan masa depan cerah."
Terlebih lagi, anak-anak dari SAH pada umumnya masih di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan mayoritas memang belum pernah menerima pengajaran bahasa Inggris, namun cukup familiar dengan penggunaan gadget atau ponsel pintar yang mereka sering gunakan untuk mengakses sejumlah media sosial.
"Melalui kunjungan ini, kami ingin melihat langsung respon anak saat menerima materi bahasa Inggris yang interaktif melalui berbagai metode pengajaran di LearningRoom, biar ke depannya kita bisa lebih mengembangkan produknya dan lebih mampu mengakomodir semua kebutuhan anak dalam meningkatkan minat belajar mereka," tandas Cindy Mutiaratu, rekan pengajar di tim LearningRoom yang ikut mengajarkan anak-anak di SAH.
Berbagai materi bahasa Inggris yang diberikan juga termasuk tes evaluasi sebelum dan setelah proses pengajaran, sehingga pembimbing maupun guru-guru di sekolah bisa memahami perkembangan anak serta materi pelajaran yang lebih cocok dan sesuai menurut tingkat kemampuan anak masing-masing.
Dari pemantauan selama proses pengajaran, banyak anak dari SAH yang tertarik ketika melihat materi video pengenalan LearningRoom dan mereka sangat antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar video. Sepertinya karena visual materi di LearningRoom lebih ramah di mata anak-anak yang sudah terbiasa melihatnya pada kanal media sosial.
"Anak-anak kami (Sanggar Anak Harapan-red) memang membutuhkan lebih banyak kegiatan positif yang bisa mengalihkan mereka dari kehidupan sehari-harinya dalam keadaan aman. Kami melihat LearningRoom bisa menjadi teman belajar yang nyaman bagi anak-anak," ungkap Zul, salah satu pendamping di Yayasan Sanggar Anak Harapan. "Konsep pengajarannya juga menarik, dengan topik-topik yang cukup mudah ditemui sehari-hari, ditambah visual animasi favorit anak-anak."
Kunjungan ini menjadi rangkaian kegiatan rutin dari tim LearningRoom untuk mendapatkan masukkan langsung dari anak-anak usia sekolah, khususnya mereka dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun rumah pendidikan sejenis SAH lainnya.
Target dari LearningRoom sendiri menyiapkan media pembelajaran komprehensif dan ideal bagi anak untuk belajar bahasa Inggris sejak usia dini sebagai bekal masa depan mereka di era globalisasi seperti sekarang ini. Bagaimanakah kita membangun karakter penerus bangsa yang kompeten dengan skill bahasa Inggris yang sudah mumpuni?