Kita hidup dalam dunia serba instan. Tapi sayangnya ini belum berlaku dalam hal pembayaran. Kita masih kerap mengirim uang ke bank tapi dana baru akan sampai beberapa hari kemudian. Bahkan itu tidak bisa dilakukan di akhir pekan atau hari libur. Untungnya kini sudah terdapat teknologi bernama instant payment.
Mungkin beberapa dari kita sudah pernah mendengar instant payment, tapi bisa jadi tidak tahu bagaimana hal tersebut bekerja. Artikel berikut akan menjelaskannya, dimulai dengan pengertian pembayaran instan itu sendiri sampai beberapa contohnya.
DEFINISI
European Central Bank mendefinisikan instant payment sebagai pembayaran ritel elektronik yang diproses secara real time, 24 jam sehari, 365 hari setahun, di mana dana segar segera tersedia untuk digunakan oleh penerima dalam hitungan detik.
Jadi lebih bermuara pada kecepatan dana sampai, tidak peduli media apa yang dipakai. Kita bisa menyebut pembayaran dengan kartu debit sebagai instant payment, begitu juga dengan transfer via dompet digital.
Faktanya, kita tidak bisa menyebut pengiriman uang langsung ke bank dengan metode RTGS sebagai instant payment meski dalam praktiknya pihak bank melakukan semua prosesnya secara elektronik. Karena metode RTGS biasanya memakan waktu beberapa jam sampai dana sampai ke rekening penerima.
Sementara untuk e-commerce, instant payment menghilangkan risiko pedagang tidak dibayar atau mengalami penipuan. Mereka bisa cek langsung apakah pembayaran sudah sampai sebelum melepas barang.
CARA KERJA
Apakah yang terjadi di balik segala proses saat kita menggunakan instant payment? Dalam prosesnya, kira-kira begini penjelasannya:
1. Inisiasi
Ketika seseorang hendak melakukan suatu pembayaran, maka dia harus terhubung dengan bank tempat menyimpan uang, atau melalui aplikasi mobile banking lalu isi nominal uang serta nomor rekening tujuan.
2. Otorisasi
Tahap instant payment selanjutnya adalah otorisasi. Setelah ajukan permintaan pembayaran, bank akan memastikan bahwa rekening punya dana cukup. Setelah dikonfirmasi, bank akan mengeluarkan uang dari rekening dan mengirim informasi pembayaran ke rekening penerima.
3. Transmisi
Bank dari rekening tujuan menerima informasi pembayaran dari bank pengirim tersebut dan memvalidasinya.
4. Penerimaan
Bank tujuan akan mengonfirmasi ulang ke bank pengirim bahwa mereka telah menerima transaksi dan menambah saldo pada rekening tujuan.
5. Resi
Tahap instant payment pun selesai. Pengirim dan penerima mendapat notifikasi dari bank masing-masing bahwa proses pembayaran telah rampung dan uang telah masuk ke rekening penerima.
Tentu saja tahapan di atas adalah proses yang sudah disederhanakan. Dalam praktiknya, akan melibatkan pertukaran data yang lebih rumit dan pasti sangat cepat.
Satu hal yang membedakan instant payment dan pembayaran elektronik konvensional adalah pelibatan mediator. Pada instant payment pihak yang terlibat benar-benar hanya dua pihak, yaitu pengirim dan bank (atau lembaga keuangan lain seperti dompet digital) serta penerima dan bank-nya.
Pada pembayaran elektronik konvensional seperti RTGS, ada mediator. Di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Jadi bank pengirim harus melalui proses ke BI sebelum diteruskan ke bank penerima. Itu yang juga menyebabkan pembayaran jauh lebih lama.
KESIMPULAN
Saat ini, banyak sekali aplikasi yang memungkinkan instant payment dengan tawaran keunggulan masing-masing. Dengan cara ini, waktu yang dibutuhkan untuk proses pembayaran dapat berkurang sampai 80 persen, sebab menghilangkan pekerjaan seperti input data secara manual.
Di masa depan, instant payment akan menjadi semakin lumrah. Oleh karena itu siapa pun kita tentu harus semakin terbiasa dengan ini. Bahkan jika sedang berbisnis, instant payment yang diterapkan lewat perangkat lunak pembayaran memiliki banyak kelebihan.